Mahasiswa Hingga Orang Tua Kunjungi Layanan Konseling Kemenag di Pameran MTQ

By Admin


nusakini.com-Medan-Kemenag membuka layanan konseling atau penyuluhan pada Stand Bimbingan Masyarakat Islam di Pameran MTQ Nasional ke 27 di Area Gedung Serbaguna Jalan Wiliem Iskandar, Kota Medan.  

Ruang layanan ini berukuran 3x3 meter. Di dalamnya, terdapat kursi rotan kecil dan meja tamu. Dari luar, orang yang berada di dalam ruangan tidak terlihat. 

Sejak dibuka, tidak sedikit pengunjung yang memanfaatkan layanan penyuluhan ini. Sebagian dari mereka adalah mahasiswa, pelajar, dan juga orangtua.  

"Kunjungan di layanan konseling ini menjadi bukti bahwa ada masalah keluarga di sebagian masyarakat yang membutuhkan bantuan. Ke depan, mudah-mudahan Kemenag dapat menindaklanjutinya melalui program-program di KUA," kata Siti Rohmah Nurhayati, salah seorang konselor di stand Bimbingan Masyarakat Islam.

Menurut Siti Rohmah yang merupakan dosen psikologi keluarga dari Universitas Negeri Yogyakarta ini, sebagian masalah yang dikonsultasikan terkait perkawinan, relasi hubungan suami istri serta orang tua dan anak. 

"Ada juga terkait masalah putus pacar dan meminta bantuan agar bisa segera move on. Ada juga mahasiswi yang baru semester I dan ingin menikah. Ini bagian keluhan yang disampaikan," ujarnya. 

Siti menambahkan, secara umum, masalah dalam berkeluarga terkait komunikasi. "Salah satu pemicu retaknya hubungan suami istri itu pada buruknya komunikasi. Jadi bila terjalin komunikasi baik, maka semuanya akan berjalan baik, apakah itu komunikasi orangtua dengan anak atau suami istri," ujar Siti yang mengaku bertugas sebagai konselor di Stand Bimas Islam selama empat hari. 

Salah seorang konseli, Dewi, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Kota Medan mengaku puas setelah mendapat penyuluhan atau bimbingan dari konselor.  

Menurutnya, niat untuk menikah yang awalnya sangat mengebu-gebu dibenaknya kandas setelah mendapat bimbingan penyuluhan dari Siti Rohmah. 

"Awalnya saya ngotot ingin menikah. Namun setelah mendapat penyuluhan saya sadar bahwa menyelesaikan pendidikan jauh lebih penting daripada menikah. Saya harus menyelesaikan kuliah dulu dan itu wajib," ujar Dewi sumringah. (p/ab)